Tag Archives: Metode Penelitian

Metode Waterfall

Model waterfall Pressman (2015:42)

Menurut Pressman (2015:42), model waterfall adalah model klasik yang
bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut juga dengan “classic life cycle” atau metode waterfall. Model ini termasuk ke dalam model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

Fase-fase dalam Waterfall Model menurut referensi Pressman:

  1. Communication
  2. Planning
  3. Modeling
  4. Construction
  5. Deployment

Communication (Project Initiation & Requirements Gathering)
Sebelum memulai projek yang bersifat teknis, sangat diperlukan adanya komunikasi dengan customer, untuk memahami lebih detail projek dan mencapai tujuan yang ingin dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah inisialisasi proyek, seperti menganalisis permasalahan yang dihadapi dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, serta membantu mendefinisikan fitur dan fungsi software. Pengumpulan data-data tambahan bisa juga diambil dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, artikel, dan internet.


Planning (Estimating, Scheduling, Tracking)
Tahapan berikutnya dari metode Waterfall adalah perencanaan yang menjelaskan tentang estimasi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko-resiko yang dapat terjadi, sumber daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk kerja yang ingin dihasilkan, penjadwalan kerja yang akan dilaksanakan, dan tracking proses pengerjaan sistem.

Modeling (Analysis & Design)
Modeling adalah tahap perancangan dan permodelan arsitektur sistem yang berfokus pada perancangan struktur data, arsitektur software, tampilan interface, dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih memahami gambaran besar dari apa yang akan dikerjakan.


Construction (Code & Test)
Construction merupakan tahapa proses penerjemahan bentuk desain menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah pengkodean selesai, dilakukan pengujian atau testing terhadap sistem dan juga kode yang sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi untuk nantinya diperbaiki.


Deployment (Delivery, Support, Feedback)
Tahapan Deployment merupakan tahapan implementasi software ke customer, pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software, evaluasi software, dan pengembangan softwareberdasarkan umpan balik yang diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai dengan fungsinya. (Pressman, 2015:17)

Keuntungan menggunakan metode waterfall adalah:
1. Prosesnya lebih terstruktur, hal ini membuat kualitas software baik dan tetap terjaga.
2. Dari sisi user juga lebih menguntungkan, karena dapat merencanakan dan menyiapkan kebutuhan data dan proses yang
diperlukan sejak awal. 3. Penjadwalan juga menjadi lebih menentu, karena jadwal setiap proses dapat ditentukan secara pasti. Sehingga dapat dilihat jelas target penyelesaian pengembangan program. 4. Dengan adanya urutan yang pasti, dapat dilihat pula perkembangan untuk setiap tahap secara pasti. 5. Model ini merupakan jenis model yang bersifat dokumen lengkap sehingga proses pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah.

Kelemahan menggunakan metode waterfall adalah: 1. Bersifat kaku, sehingga sulit melakukan perubahan di tengah proses. Jika terdapat kekurangan proses/prosedur dari tahap sebelumnya, maka tahapan pengembangan harus dilakukan mulai dari awal lagi. Karena jika proses sebelumnya belum selesai sampai akhir, maka proses selanjutnya juga tidak dapat berjalan. Karena itu, dapat dikatakan proses pengembangan software dengan metode waterfall bersifat lambat.

2. Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap sejak awal. Tetapi, biasanya jarang sekali customer yang dapat memenuhi itu. Untuk menghindari pengulangan tahap dari awal, user harus memberikan seluruh prosedur, data, dan laporan yang diinginkan mulai dari tahap awal pengembangan. Tetapi pada banyak kondisi, user sering melakukan permintaan di tahap pertengahan pengembangan sistem.

Dengan metode ini, maka development harus dilakukan mulai lagi dari tahap awal. Karena development disesuaikan dengan desain hasil user pada saat tahap pengembangan awal.

Di sisi lain, user tidak dapat mencoba sistem sebelum sistem benar-benar selesai. Selain itu, kinerja personil menjadi kurang optimal karena terdapat proses menunggu suatu tahap selesai terlebih dahulu. Oleh karena itu, seringkali diperlukan personil yang “multi-skilled” sehingga minimal dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya. (Pressman, 2015:42-43)

Kapan sebaiknya metode waterfall digunakan? Ada teori-teori yang menyimpulkan beberapa hal, yaitu :

  1. Ketika semua persyaratan yang diajukan sudah dipahami dengan baik pada awal pengembangan program.
  2. Definisi produk bersifat stabil dan tidak ada perubahan yang dilakukan saat pengembangan untuk alasan apapun . Oleh karena itu , teknologi yang digunakan juga harus sudah dipahami dengan baik.
  3. Menghasilkan produk baru , atau produk dengan versi baru . sebenarnya , jika menghasilkan produk dengan versi baru , maka itu sudah termasuk incremental development , yang setiap tahapannya sama dengan metode waterfall kemudian diulang – ulang.
  4. Port-ing produk yang sudah ada ke dalam platform baru.

Dari bahasan diatas, metode waterfall dianggap pendekatan yang lebih cocok digunakan untuk proyek pembuatan sistem baru dan juga pengembangan software dengan tingkat resiko yang kecil serta waktu pengembangan yang cukup lama. Tetapi salah satu kelemahan paling mendasar adalah menyamakan pengembangan hardware dan software dengan meniadakan perubahan saat pengembangan. Padahal, error diketahui saat software dijalankan, dan perubahan-perubahan akan sering terjadi. Sumber : Pressman , edisi 2015.

More: Metode waterfall, Research Methodology, Cara cepat menulis skripsi , Pengertian Sistem , Contoh Skripsi Sistem InformasiPERANCANGAN SISTEM INFORMASI PAGUYUBAN ALUMNI STMIK SWADHARMA BERBASIS WEB

Info:


Bedah skripsi bab 1

Penulisan skripsi bagi sebagian mahasiswa kadang membuat pusing kepala, kenapa demikian? Kebanyakan hal ini terjadi karena mahasiswa yang menulis skripsi tidak mengetahui apa, bagaimana dan tujuan dari skripsi yang akan ditulis.

Untuk menyiasati permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ada baiknya kita bedahn apa saja yang ditulis di dalam skripsi. Dalam pembahasan kali ini, cakupan materi akan saya batasi hanya untuk Skripsi Sistem Informasi saja. Sebelum lebih jauh membahas ada baiknya anda membuka buku panduan penulisan yang dikeluarkan oleh kampus tempat anda kuliah.

Baik kita mulai dari Bab 1 Skripsi Sistem Informasi. Untuk bab 1 skripsi pada umumnya memiliki cakupan antara lain:

  1. Latar Belakang
  2. Perumusan Masalah
  3. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
  4. Metode Penelitian

Pada bab 1 ini diuraikan latar belakang topik dari tema permasalahan yang akan anda tulis dalam skripsi.

Latar Belakang:

Paragrap pertama bagian awal ini menjelaskan permasalahan dalam kontek yang luas. Pemaparan dapat juga disertakan dengan data data dari berbagai sumber yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Paragrap kedua mulai dipaparkan permasalahan yang akan anda tulis tetapi masih dalam cakupan permasalahan yang umum, juga berisi tentang uraian argumentasi atau justifikasi perlunya masalah ini diteliti.

Paragrap ketiga berisi objek yang akan dibahas dalam penelitian anda, dijelaskan secara singkat mengenai objek penelitian

Paragrap kempat berisi uraian semua permasalahan yang ada pada objek penelitian dan argumentasi atau justifikasi perlunya masalah ini diteliti. Uraian permasalahan dibuat secara terstruktur dari yang bersifat umum ke khusus. Usahakan menulis permasalahan yang sejenis dengan topik yang akan anda bahas. Disinggung pula penelitian sejenis yang pernah dilakukan serta perbedaannnya dengan penelitian sekarang.

Perumusan Masalah:

Perumusan masalah merupakan rangkuman dari berbagai permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang. Bagian ini menunjukkan inti masalah yang hendak diteliti. Biasanya masalah dirumuskan dalam sebuah kalimat pertanyaan. Jika memiliki banyak permasalahan yang berbeda maka diambil topik permasalahan sejenis yang sesuai dengan apa yang akan anda tulis.


Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian:

Tujuan Penelitian merupakan penjelasan dari tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang telah anda lakukan. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan perumusan masalah. Kegunaan hasil penelitian merupakan hasil dari dampak perbaikan yang diperoleh setelah tercapainya tujuan dari penelitian anda.


Metode Penelitian:

Metode penelitian dalam pembahasan ini difokuskan kepada metode pengumpulan data. Untuk skripsi dengan pembahasan mengarah kepada pengembangan sistem dengan pola tailor-made (memiliki objek perusahaan) umumnya akan menggunakan metode studi lapangan, dengan alternatif teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan/atau kuesioner, ditambah dengan studi pustaka untuk melengkapi referensi pembahasan yang dibahas.

Sedangkan untuk pengembangan sistem tanpa objek perusahaan, metode yang digunakan adalah studi pustaka. Uraian tentang metode studi lapangan harus menjelaskan teknik pengumpulan data yang digunakan, objek, jabatan responden dan bagaimana cara melaksanakannya.

Untuk observasi perlu dijelaskan apa yang diobservasi dan hasil
observasi yang ingin didapat, untuk wawancara perlu dilengkapi dengan daftar pertanyaan (question list), sedangkan untuk kuesioner perlu dilengkapi denga form kueisoner yang akan digunakan.

Pada studi pustaka perlu dijelaskan sumber pustaka yang akan digunakan dan target informasi apa yang ingin didapat dari pustaka tersebut. Sumber pustaka sangat dianjurkan berupa jurnal hasil penelitian dan/atau deskripsi produk sistem sejenis. Untuk Jurnal diharuskan yang sudah memiliki nomor penerbitan atau ISSN. nah semoga anda semua yang lagi bingung bisa dapat pencerahan, sehingga Skripsi anda cepat selesai.

Baca Juga: Bedah Skripsi Bab 1Bedah bab 2 Landasan Teori, Bedah Bab 5 Kesimpulan dan Saran

More: Bedah Skripsi Bab 1,  Cara cepat menulis skripsi , Pengertian Sistem , Contoh Skripsi Sistem InformasiPERANCANGAN SISTEM INFORMASI PAGUYUBAN ALUMNI STMIK SWADHARMA BERBASIS WEB

Info:


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...